Oleh: Ancayimuet
(23-3-2009)
Kamu hari ini sangat lucu, teman-teman jadi ngikik semua. Hi…hi….hi…! Tapi katamu, ada sesuatu yang pengen kamu omongin, yang katanya penting, apa?!
Aku jadi penasaran.
“Mif, apa sich yang pengen kamu omongin?”
“Kena gin…, santai zha pang…!”
“Nanti?! Kapan lagi, coba ?!”
“Malam kena pang, jangan gaya amrad nah…! He…he…”
“Lucu, banget!! Aku jadi gondok ngomong sama kamu.”
Gak lama, malam pun tiba. Bulan memancarkan sinar terangnya, bintang berkelap-kelip seolah malu menampakkan dirinya. Aku kembali memaksamu.
“Mif, cepat dong. Apa yang pengen kamu omongin?!”
“Aduh…, jar unda kena, tinggi malam…!!”
“Yee…, aku ngantuk nich. Sekarang azha…!”
Akhirnya kamu duduk, siap bicara.
“Sar, ikam jangan takajut! Isuk aku baangkut, ampih!!”
Mendengar itu aku jadi longo, tak banyak aku bisa bicara. Aku sempat tak percaya, tapi kau orang yang jarang bohong. Kau terus bicara, aku pun tau alasan kamu meninggalkan pondok ini. Ya, kamu lebih memilih melanjutkan sekolah SMA di kampung halamanmu. Aku sempat kecewa mendengar itu, namun aku salah, kamu memang sahabat yang tak bisa diremehkan. Mungkin kalau jadi kamu, aku takkan bisa sabar menghadapi semua cobaan itu. Ingin aku meneteskan air mata setelah mendengar sedikit tentang perjalanan hidupmu. Namun aku ini lelaki hebat, yang tak mudah menangis, hanya karena perpisahan.
“Sar, tolong! Jangan dipadahakan lawan buhannya, aku supan. Kena, bila kau sudah kadada tasarah ikam ja ha…!”
Katamu itu terngiang di telingaku dan terus bersarang di otakku. Aku tak mengira kau yang humoris dan selalu ceria itu pun, sedih ketika akan menghadapi perpisahan.
“Insya Allah, aku akan menjaga rahasiamu, Mif.”
“Oke! Mun kaitu , aku handak balilipat dulu nah…”
Kami pun beranjak dan pergi, sejak itu, hati gelisah, selalu berjuang menahan sedih. Kucoba pejakan mata, ingin segera menuju ke alam mimpi. Aku tak mau sedih ini kamu lihat, di dalam hatiku aku ingin besok kamu tidak benar-benar pergi.
***
(26 – 3 – 2009)
Taukah kamu, Mif?! Sedihkah kamu, Mif?! Taukah kelas ini sunyi pengap tanpa kamu?! Taukah kamu kesedihan kami sepeniggal kamu?! Kamu tau Mif, bagaimana rasanya hatiku?! Sedih…, Mif!! Sekarang kelas ini jadi lesu, bahapakan jadi basi, tak bergairah, kenapa?! Karena tak ada kamu lagi di sini! Tiada tawa seperti dulu, tiada canda seperti dulu, semuanya telah berlalu bersama lukaku.
Namun kenyataan kau telah pergi, perpisahan sudah benar-bena terjadi. Sebagai lelaki hebat aku akan membuktikan kepadamu, roman kelas ini akan selalu ceria tanpa kamu hadir di sini, aku akan berusaha membuat teman-teman senang dan penuh canda, tanpa kamu ada di tengah-tengah kami. Mif, maukah kamu mendengarkan lagu lantunan hati kami?? Pasti, mau!! Ya, kan?!
Kepompong
Dulu kita sahabat
Teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karna ku sayang…
Reff:
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabataan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Semua yang berlalu biarkanlah berlalu
Seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam sembunyikan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi
Dulu kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesutu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang....