Hikmah itu,menyerapkah?!

Panas sekali hari ini. Panas luar biasa. Tenggorokanku terasa sangat kering. Bibirku mengelupas dan perutku sudah menjerit keperihan.Dalam keadaan seperti ini aku harus melaju sekitar setengah jam lagi untuk bisa tiba kembali di rumah.
***
Selama enam hari aku harus merubah profesi yang asalnya seorang santri menjadi seorang guru di pesantren kilat yang di selenggarakan oleh organisasi IKSAFTARA yang kuikuti.
Lokasinya di SDN RANTAU KIWA 1.Kalau di tempuh dengan kecepatan 60-80km/jam mulai rumahku kira-kira 30-40 menit baru bisa tiba di sana. Lumayan jauh juga.
***
Yang mengganggu pikiranku adalah transportasi untuk bisa menghadiri pesantren kilat itu. Masalahnya adalah aku tidak punya sepeda motor sendiri makanya aku harus membujuk kakakku supaya mau meminjamiku sepeda motornya enam hari saja.
Banyak alasan kakakku menolaknya,katanya kaiau-kalau rajia lah,kalau kecelakaan lah, ya macam-macamlah.Tapi aku tetap memaksa,dan minta tolong pada ibu agar kakak mau meminjamiku sepeda motornya. Keesokan harinya dengan wajah sangat terpaksa kakakku menyerahkan kunci sepeda motornya. Dan akhirnya beban itu terangkat!
***
Memang sudah nasib rupanya,setelah dua hari aku tidak terjaring rajia di hari ke tiga ini aku sial karena sepeda motor kakakku di tilang dan di bawa ke kantor polisi karena aku tidak membawa STNK. Aku pulang ke rumah dengan kesu dan menyiapkan telinga untuk `dimamayi`.
***
Akhirnya hari ini adalah hari terakhir aku mengajar.Akan diadakan buka bersama di hari akhir ini. Suasana senja menjelang berbuka menjadi saksi bisu akan persuaan kami selama enam hari. Para santri maupun santriwati yang mengajar berbaris rapi,terlihat jelas gurat keletihan di wajah mereka.Para sisa dan siswi Sdn Rantau Kiwa satu ribut. Mungkin mereka tak siap kalau harus berpisah dengan kami. Tapi perpisahan memang harus terjadi,setelah berbuka bersama dengan penuh canda tawa,satu per satu pergi dan saling meninggalkan kenang-kenangan di sini.
***
Selembar piagam adalah gajiku. Piagam yang menurutku lebih berharga di banding uang.
Ini adalah tanda bahwa aku juga pernah melakukan hal yang berarti. Ternyata memang tidak mudah menjadi seorang guru, aku merasakan apa yang mungkin juga selalu dirasakan guru-guruku.Khususnya guru-guru bimbingan negri di pesantrenku yang pada pagi mengajar sampai siang,lalu istirahat sebentar,makan,itupun kalau sempat,beliau lalu pergi lagi untuk mengajarkanku ilmu-ilmu yang beliau kuasai kepada semua santri sampai menjelanbg senja. aku kembali mencaci diriku. Aku sudah tidak menghargai ketulusan guruku,karena sering kali aku membolos dari sekolah bimbingan negri.
Label:
6 Responses
  1. Quro Says:

    nah, makanya naklah ...


    hormati gurumu sayangi temanmu...


  2. M.Ansyar Says:

    @ Quro
    Ya. Thanks ya udah berkunjung.


  3. Quro lagi Says:

    yp sama-sama

    jadi , masuk pesantren ramadhan tuh uyuh banarlah...

    aku umpat jua,,,disuruh mengajar pulang.


  4. Aku Shar ae....lebih suka tidur dech...

    ngok..ngok..Ha..ha..


  5. Unknown Says:

    Tahu ai aku. Tujuan utamanya pasti putrinya, iya kalo? Haha..


  6. M.Ansyar Says:

    @ Quro
    Ya merasa juga lo akhirnya. Haha
    @@ Arief ithay
    Ngorok az sono...!
    @@@ zian x fly
    Ngak kok. Ku cuma mau nyari pengalaman az...